Marry Me – story 3-

Cast        :  Leeteuk = Dennis Park

                  Senna = Senna

                  Kibum = Bryan Kim

                  Siwon = Andrew Choi

                  Vivi = Vivi

Genre                : Romace

Length              : Chaptered

 

“Menikahlah dengaku.”

Terdengar bunyi berderit dari sendi-sendi lehernya saat Senna memutar lehernya begitu cepat untuk menatap laki-laki di sebelahnya. “Mworago?”

Kali ini, Dennis juga ikut memutar kepalanya ke arah lawan bicaranya. “Menikahlah denganku.” Ulangnya sambil menatap dalam mata Senna.

“Apa anda sudah gila?”

Dennis kembali menghela napas. “Ya dan tidak. Disatu sisi aku sadar aku gila dengan ini, tapi di sisi lain aku juga sadar tidak ada cara lain lagi selain ini. Jadi, kalau memang ingin menyelesaikannya terpaksa harus dilakukan.”

“Intinya anda ingin menyelesaikan kesalahpahaman dengan kebohongan?”

“Lagi-lagi ya dan tidak.” Dennis mengalihkan pandangannya ke arah sungai. “Bisa saja menyelesaikan ini dengan memberi penjelasan pada publik tentang foto itu, tapi akibatnya bagiku agak terlalu banyak. Bisa dikatakan kurang sepadan.”

“Kurang sepadan?”

“Berita ini ternyata membuat warisanku kembali dan kesehatan bagi kakeku.”

Senna diam dan Dennis memberinya kesempatan berpikir sesaat. “Atas dasar apa juga anda kira aku akan setuju untuk menikah? Toh akibat dari kesalahpahaman itu bagiku tidak seberapa. Hanya dikira istri bos saja. Tidak terlalu merugikan.”

Dennis tersenyum kecil. “Aku sudah tahu itu. Dan apa kau pikir aku akan langsung mengatakan ide ini tanpa pertimbangan?” senna otomatis memandang wajah dennis lagi. “Aku bisa membiayai pengobatan Eunjo.”

Senna tertegun. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Dennis akan menyebut Eunjo dalam masalah ini. Dari sekian banyak hal yang mungkin saja dipikirkan sebagai alasan Dennis berani mengatakan ide gila ini padanya sama sekali tidak ada Eunjo didalamnya.

“Dari mana kau tahu tentangnya?” tanya Senna tidak percaya.

“Aku sudah bilang ‘kan, tidak mungkin aku langsung mengatakan ini tanpa pertimbangan apa-apa. Aku sudah mencari tahu tentangmu. Maaf untuk itu.” tambahnya karena sadar menyelidiki latar belakang sesorang seperti ini sangat tidak sopan.

“Keluargamu meningal dalam kecelakaan dan hanya tinggal keponakanmu yang koma. Kau berhenti kuliah dan bisa dibilang menghabiskan seluruh harta keluarga untuk pengobatannya, tapi itu tidak cukup. Kau tahu benar kalau hanya berdasarkan uang yang kau hasilkan dari bekerja tidak akan pernah cukup.”Read More »

슈퍼 스토리 (Super Story) Part 16

Casts : All suju’s members, Fani, Fabiola, Senna

Genre : Romance, Friendship

Length : Chaptered

Story By : 슈 퍼 시 데

 

@SuperSidae Dorm

Fani POV

Aku yang sedang duduk dikasur sambil membaca buku dikejutkan dengan sosok yang seminggu ini tidak kulihat, tapi sekarang tiba-tiba berdiri di depan pintu kamarku.

“Yeobo…. Kau sudah pulang…?” tanyaku langsung berdiri. Dia masih berdiri ditempatnya dan memandangku agak… dalam.. aneh..

“Yeobo… “ aku berjalan ke tempatnya. Dia pun berjalan. Jarak kami hanya sekitar setengah meter. Dia memegang tanganku dan langsung menarikku dalam pelukannya. Pelukannya sangat erat, seperti tidak ingin melepaskan aku. tidak seperti biasanya.

“Jagi… berjanjilah.. kau tidak akan meninggalkan aku..” ucapnya yang terdengar seperti bisikan.

Aku hanya diam mendengarnya. Ada apa dengannya hari ini?? Tidak seperti Kim Heechul yang kukenal. Aku mencoba melepaskan pelukannya. Tapi dia malah memelukku lebih erat. Kupandang wajahnya yang terlihat sedih. Tangannya masih melingkar di pinggangku.

“Yeobo… kenapa kamu hari ini..??” Tanyaku memegang wajahnya.

Dia hanya diam. Seketika aku baru sadar, bahwa di sudut bibirnya terluka dan terdapat ada darah.Read More »

The Inn ~ Chapter 4 = Surprise!!!!! =

Cast                   :    All Suju’s Members and a girl                            

Genre                :  Mistery, Romance

Length              :  Chaptered

Author              :  Wenteuk

 

 

Dingin… Gelap….Sesak… Sakit …

Tubuhku tak bisa bergerak… kaku, dan  menggigil. Rasanya ada batu besar yang menimpaku. Batu dingin yang besar, menyebarkan rasa dingin yang menusuk di sekujur tubuhku, membekukanku. Kepalaku berdenyut keras, mengirim berjuta rasa sakit pada bagian yang lain, atau bagian yang lain yang mengirin rasa sakit itu ke kepalaku?? Aku tidak tahu. Anehnya, kenapa rasa dingin ini tidak membekukan sarafku juga?? Setidaknya itu bisa menghentikan sakitku kan??

Aku ingin menjerit.. memanggil seseorang.. .. tapi tidak ada suara yang keluar…. Lidahku mati rasa.. kumohon… s iapa saja.. tolong aku….

#_#_#

“Selamat pagi, Nona…”

“Pagi semua…”  kuedarkan pandangan ke sekeliling meja makan. “Kurang lagi..” kataku sambil melihat sekeliling meja. Kedua kursi para tuan sudah pasti kosong –entah kenapa belakangan ini mereka jadi semakin sering hilang–, tapi kali ini si pangeran iblis juga ikut hilang.

“Kyuhyun sedang mengerjakan tugas. Dia terlalu lama libur.” Jawab Kangin sambil menuang minuman berwarna ungu aneh ke gelasnya. Meski penasaran, tapi instingku mengatakan lebih baik aku tidak tahu apa itu.

“Tugas?? Memangnya apa tugas yang harus dikerjakan pangeran iblis sampai tidak makan?” well.. ini lebih membuatku penasaran dari pada minuman ungu aneh kangin.

“Aku tidak mau tahu pokoknya dia harus makan. Aku tidak suka kalau makanan buatanku tidak dimakan.” Kata ryeowook tegas sambil menunjuk seporsi makanan dihadapannya dengan dagunya.

“Nanti akan kuantarkan.” Kata Hankyung tenang. Kalau tuan heechul dan tuan leeteuk tidak ada, memang dia yang memimpin.

“Boleh aku saja yang mengantar itu?” mereka semua memandangku bingung. Bahkan minuman ungu aneh itu juga muncrat dari mulut kangin.

“Anda??” sebenarnya aku sendiri juga bingung kenapa aku tiba-tiba ingin mengantarkan makanan ke kamarnya?? “Bolehkan?? Aku tidak pernah ke ruang bawah.”

Mereka saling bertukar pandang cemas. “Baiklah…” Aku hanya mengangguk. Kyuhyun adalah yang paling dingin selain Heechul di tempat ini. mungkin sebagian akan mengatakan untuk menjauh darinya. Tapi dia juga satu-satumya yang bisa bersikap biasa padaku. Dia tidak menggunakan bahasa formal denganku.

Begitu aku selesai makan, aku segera mengangkat nampan itu dan turun ke bawah. Di rumah ini secara tidak langsung kamar-kamar tebagi 2. Lantai paling atas untuk yang golongan putih dan kamar bawah tanah untuk yang hitam. Terkadang aku lupa kalau ada ruang bawah tanah di rumah ini seandainya tidak melihat mereka turun di malam hari.

Ternyata lantai bawah ini cukup membuatku ternganga. Tidak ada lorong sempit dengan obor sebagai penerang. Tidak ada lukisan aneh atau tengkorak di dinding. Tidak ada sarang laba-laba atau semacamnya. Bahkan bisa dibilang sama persis dengan di atas. Ada ruang tamu lalu tangga turun lagi –yang aku yakin berarti tangga naik di atas–, lukisan yang sama dan bahkan perabotan serta letak juga sama. Bisa saja kau merasa berada di rumah yang berbeda tapi di bangun oleh satu arsitek sehingga semuanya sama. Perbedaannya hanya warnya dindingnya tidak terlalu putih dan suhunya lebih dingin.

Read More »

Marry Me – story 2-

Main cast         :  Leeteuk = Dennis Park

                                Senna = Senna

                                Kibum = Bryan Kim

                                Siwon = Andrew Choi

                               Vivi = Vivi

Genre                : Romace, Comedy (?)

Length              : Chaptered

“Apa ini??” Dennis membanting koran di hadapannya. Pantas saja orang-orang memandanginya dengan aneh. Dennis kemudian mengeluarkan ponselnya. Dia harus minta penjelasan dari Andrew. Namun, setelah lebih dari satu jam Dennis terus mondar-mandir di dalam kantornya sambil berusaha menghubungi Andrew. 100 kali di coba, 100 kali tidak tersambung.

“Cepat angkat ponselmu, bocah!!!” geram Dennis.

TOK TOK TOK

Tanpa menunggu jawaban dari Dennis, Bryan masuk ke ruangan atasannya dengan wajah takut campur bingung. “Apa?” tanya Dennis masih dengan ponsel di telinga.

“Ada kiriman untuk Anda.” Jawab Bryan.

“Kenapa tidak dibawa masuk?”

“Itu…” Bryan tergagap. Dennis meletakkan ponselnya di meja dan memandang Bryan bingung. “Apa?” Bryan keluar tanpa mengatakan apa-apa kemudian dalam sedetik masuk lagi dengan karangan bunga yang besar.

“Selamat menempuh hidup baru.” Dennis membaca tulisan di karangan bunga itu. Wajahnya datar tanpa emosi. “Dari siapa ini?”

“Tuan Kim dari perusahaan Loel.” Jawab Bryan dari balik karangan bunga. Dia takut kena marah Dennis lagi.

Dennis terduduk lemas di sofa ruang kerjanya. Ini gila. Berita pernikahannya sudah menyebar luas. Bahkan perusahaan Loel yang selama ini telah menjadi partner hotelnya sudah mengirimnnya ucapan selamat. Jika dia mengeluarkan pernyataan bahwa dia tidak menikah maka pasti nama baik hotelnya akan tercemar.

Tiba-tiba ponselnya berdering lagi. Dia mengangkatnya dengan sangat malas.

“Yoboseyo… haraboji?!” dia cukup kaget mendengar suara kakeknya di seberang.

Apa itu benar?? Kau sudah menikah?

Read More »

[Special B’day] My Special Gift

Cast :  Park Jungsu and a girl (no named)

Genre : Romance

Length: Oneshoot

By : wenteuk

HANYA IMAJINASI –> jadi kalo ceritanya ga masuk akal, ya sah sah aja… ^_^

POV BERUBAH SETIAP ADA TANDA +++

(Jangan protes tentang POV lagi. Uda di warning ni…  ///PLAK/// ditabokin readers)

Kupastikan sekali lagi bayanganku di cermin. Dari ujung rambut sampai ujung kaki, semuanya sudah sangat tidak seperti diriku. Hasilnya benar-benar sempurna. Pandanganku beralih ke jam didinding, 21.22. Masih ada sedikit waktu. Aku tersenyum untuk kesekian kalinya mengingat hari ini. Bergegas aku menyambar tasku dan sebuah kotak putih dengan ikatan pita biru kemudian berlari kecil t urun ke lobi apartemenku.

Satpam apartemen membungkuk sopan sambil tersenyum melihatku keluar dan dengan senang hati memanggilkan sebuah taxi untukku. Aku balas tersenyum padanya, sebagai ucapan terima kasih.

Hatiku berdebar kencang selama perjalanan. Akan jadi apa hari ini? apa semua yang kurencanakan selama ini bisa berhasil? Apa aku bisa melakukannya??

“Nona, kita sudah sampai…” kata supir taxi itu padaku, membuyarkan semua lamunanku. Aku melihat argometer dan mengambil uang di tasku. “Kamsahamnida ahjussi..” aku melirik jam di dashboardnya. 21.59

Begitu turun, aku bisa melihat tempat kami pertama kali bertemu. Masih di sana, di seberang jalan. Bahkan warna cat temboknya pun tidak berubah. Ahjumma juga masih membuka kedai di sini. Aku duduk di kedai sambil menunggu dan sedikit bercerita pada ahjumma. Kulirik jam tanganku, 23.55 bergegas aku melangkahkan kakiku, menyebarangi jalan, mendekati tempat itu, tempat yang menjadi awal perjumpaanku dengannya….

TIIT TIIT TIIT

CITT

BRUUKKK

Read More »

Marry Me – story 1-

Main cast        :  Leeteuk = Dennis Park

                               Senna = Senna

                               Kibum = Bryan Kim

                               Siwon = Andrew Choi

                               Vivi = Vivi

Genre                : Romace

Length              : Chaptered

Kenapa aku harus melakukan ini?” tanya seorang laki-laki kesal sambil memakai jasnya.

“Demi teman lama?” pinta laki-laki lainnya yang berdiri sambil menyandar ke dinding. Kameranya tergantung dilehernya.

“Kau meminta seorang direktur sibuk datang terburu-buru hanya untuk ini?” tambah laki-laki pertama dengan nada tidak percaya.

“Ayolah. Model prianya kena radang usus buntu. Masa aku harus memaksanya datang bersama infus?” tambah laki-laki yang kedua. Dia sengaja memasang tampang memelas dan dijamin wanita manapun akan langsung pingsan melihatnya.

“Hanya kali ini.”

2 jam yang lalu, Andrew dihubungi kalau model prianya masuk rumah sakit. Dalam keadaan genting seperti itu dia hanya bisa terpikir pada sahabatnya, Dennis. Meski awalnya tidak mau, tapi dengan sedikit –atau sebenarnya banyak—paksaan, dia akhirnya bersedia membantu.

Read More »

슈퍼 스토리 (Super Story) Part 15

By : 슈퍼시데

Sungmin POV

Liburan seminggu.. Sebenarnya tidak terlalu berarti bagiku. Semuanya pada liburan keluar negeri. Aku..? lebih memilih pulang kerumahku. Menikmati waktu dengan keluarga dan teman lamaku.

@SM

Sebenarnya aku kurang kerjaan ke gedung SM pada saat liburan. Haha.. mungkin orang menganggap aku ini agak sedikit gila karena sudah diberi waktu libur malah aku tidak gunakan dengan baik.  Aku sekarang sedang di taman belakang gedung ini.. Hah.. jadi teringat aku mengajari Fani bermain gitar disini.

“oppa….. ngapain oppa disini??” ucap seseorang dari belakang. Aku menoleh. Ah… ternyata Fani. Aku tersenyum melihatnya. Sudah lama sekali aku tidak melihatnya. Aku merindukanmu…

Dia berjalan mendekatiku. “oppa… bukannya oppa sedang liburan…”

“Ne…” ucapku . Sekarang dia sudah duduk disampingku.

“Ngapain datang kesini??” tanyanya.

”wae… emangnya aku tidak boleh kesini”

“ani…. Cuma, mengapa oppa tidak menghabiskan waktu liburan oppa..??”

Aku hanya tersenyum memandangnya. “Fani.. kau mau menemaniku menghabiskan liburanku?”

“ne..?? tapi aku tidak janji oppa… aku masih ada schedule….”

“tidak masalah… kalau kau ada waktu segera telepon oppa. OK??”

“Ne…” dia mengangguk mantap. Aku mengacak rambutnya.

***

Read More »

슈퍼 스토리 (Super Story) Part 14

By : 슈 퍼 시 데

Fani POV

Akhirnya aku kembali melanjutkan schedule ku yang berhenti karena Pernyataan Yeobo. Dan sekarang menuju ke gedung SBS untuk syuting acara Starking yang tiap minggu aku ikutin. Sekarang aku sudah duduk dibagian paling bawah dari 3 baris. Disebelahku ada Tuekie oppa. Dulu sebenarnya Eunhyuk oppa. Hanya Sejak Eunhyuk oppa berhenti Teukie oppa yang duduk disebelahku. Sebenarnya aku lumayang bising dengan Leeteuk oppa yang banyak bicara dan banyak gaya. Hanya saja mau gimana lagi. Syuting kamipun dimulai. Pesertanya adalah Seorang laki-laki yang umur sekitar 23. Dia lumayan tampan dan tinggi. Dia bermain piano dan bernyanyi. Suaranya cukup bagus. Tiba-tiba dia datang menhampiriku dan memberi tangannya. Aku yang mau menerima tangannya terkejut dengan tangan Leeteuk oppa yang langsung menghalangnya.

Leeteuk POV

Kulihat cowok tersebut beranjak dari pianonya dan menghampiri Fani. Dia menjulurkan tangannya ke Fani. Fani mau menyambutnya tapi aku menghalangnya.

“YA… apa yang kau lakukan Leeteuk” ucap HoDong hyung.

“Ani.. “ jawabku terbata. Kulihat semua melirikku termasuk Fani.

“Kau mau merebutnya dari Heechul ternyata..” ucap Hodong hyung.

“Heechul… Lihat Leeteuk.. dia mau merebut Fani dari kau….. “ lanjut Hodong hyung.

Semuanya tertawa.. “Aniyo…” jawabku berdiri. “Lagipula aku kan mempunyai Senna..” ucapku membela diri. Semua terdiam. Aku tersenyum kemenangan. Dan kembali duduk.

“Jadi… wae..??” tanya Fani.

“Aku tidak boleh memberitahunya..” ucapku mengedipkan mata.

Fani hanya memanyunkan bibirnya

Read More »

슈퍼 스토리 (Super Story) Part 13

By : 슈 퍼 시 데

Aku terbangun dari tidurku. Ternyata hari sudah senja. Lama juga aku tertidur. Lagi-lagi sesosok Sungmin oppa mengejutkan aku. Aku mencoba beranjak dari kasur berjalan lemah kearahnya yang sedang tertidur. Ku pegang infusku. Aku duduk disampingnya. Tiba-tiba dia menyandarkan kepalanya ke bahuku. Mungkin dia terkejut karena ada seseorang di sampingnya. Dia pun terbangun.

“kau sudah bangun..” tanyanya sambil mengucek matanya. Cute sekali….

“daritadi oppa… “ jawabku

“jinjja… maafkan aku.. aku ketiduran..”

“kwaencana.. lagipula oppa sudah menjagaku.. sejak kapan oppa datang?” tanyaku.

“dari jam 2… kau sedang tidur” jawabnya.

Hari ini Sungmin oppa menemaniku lagi. Tapi hanya sampai jam 11 malam. Karena ada Senna yang menemaniku. Entah mengapa sedih kalau bukan Sungmin oppa yang tidak menemaniku.

Esoknya pagi-pagi sekali Sungmin oppa sudah datang dan Senna pulang karena ada syuting WGM nanti. Semoga Dia dengan Leetuek beneran jadian.

Sungmin POV

Aku akan selalu menjagamu setiap saat Fani.

“Oppa… aku bosan sekali….” katanya membuyar lamunanku.

“Ne…”

“Bosan sekali… Oppa.. kau mau temanin aku ke taman Rumah Sakit ini.” Katanya.

“Tapi.. kau sedang sakit. Harus banyak istirahat.” Jawabku.

“ayolah oppa.. “ rengeknya.

“baiklah.. “ aku beranjak dari dudukku dan memakai topi untuk penyamaran. SM sudah memberitahuku kalau menjenguk Fani harus melakukan penyamaran supaya tidak ada scandal.Read More »

The Inn ~ Chapter 3 = Yang Benar Saja??!!! =

Lagi-lagi aku terbangun mendadak dengan kepala pening. Mimpi yang semakin aneh mendatangiku setelah mendengar penjelasan mereka yang masih menggantung itu. Aku tidak bisa mengingat semuanya dengan jelas. Intinya dari semua mimpi itu selalu ada anak kecil disana. Apa itu mereka?

Aku berjalan ke kamar mandi dan mengisi bak dengan air dingin, beraharap aku membeku. Kubenamkan seluruh tubuhku dalam air, bahkan wajahku. Aku berusaha bertahan selama mungkin dalam air. Itu membuatku tenang.

“Karena itu kalian sangat gembira saat aku datang? Karena aku ‘kembali’?” kataku.

Mereka mengangguk. “Tapi kenapa kalian bertiga yang paling bahagia?” tanyaku menghadap mereka bertiga.

“Bukan hanya mereka, tapi aku juga.” Aku menoleh ke arah sumber suara. “Karena kau ibu kami…”

“Mwo?!!” pekikan kagetku berubah jadi gerakan mulut tanpa suara. Aku tidak mgerti kenapa bisa begitu. Tiga orang itu yang ‘palimg senang’ dengan kehadiranku –aku masih belum bisa menyebut kata kembali–, tapi kenapa di juga?? Dan apa katanya tadi… ibu?? Ibu kami??

“Kau ibu kami.” Ulangnya sambil menunjuk 2 orang dibelakangku. Aku tidak tahu siapa yang ditunjukknya karena mataku masih sibuk melihatnya. Semua orang disini tampak seumuran di mataku. Tapi kalau mereka ‘anak’ ku yang mana ayahnya? Otakku sibuk mencerna semua pernyataan dan pertanyaan yang ada.

Sentuhan lembut dibahuku membuyarkan pikiranku. Aku menoleh. “Jangan dipikirkan sekarang. Pasti Anda sudah cukup pusing dengan semua informasi tadi kan?” tanya Kibum ramah sambil tersenyum ramah. Aku merasakan efek tenang dan mendadak aku merasa sangat lelah.

Aku menarik napas panjang begitu kepalaku keluar dari air. Aku memejam mataku lagi dan bersandar di sisi bak mandi. Tadi pikiranku kembali melayang ke pembicaraan tadi malam. Kesimpulan dari penjelasan singkat dan berat tadi malam adalah aku bagian dari mereka, putri pemberontak tak bernama, punya hubungan entah apa dengan Tuan Leeteuk, Kibum dan Donghae serta aku punya ‘anak’. Aneh sekali rasanya. Sebenarnya aku tidak perlu memikirkannya. Toh itu adalah aku pada kehidupan dulu. Sekarang aku hanya manusia normal. Ya.. meski terkadang aku sendiri meragukan ke’normalanku’.

Read More »