SJS [Super Junior School] ~ part 11, Unbelievable ~

Genre : Romance, Friendship,  [apa aja de]

Length : Chaptered

Casts : All Super Junior Members, Lee Yuri, Wang Yui, Choi Heewon

 

“OMO!!! Ini jadwal ujiannya?”

“Tiga minggu lagi??”

“Tidak mungkin!!!”

Segala bentuk tanggapan terdengar dari seluruh penjuru SJS. Sebagian besar siswa merasa sangat terkejut dan luar biasa cemas melihat jadwal ujian semester yang sejak pagi tertempel di setiap papan mading dan pintu masuk gedung. Bahkan dalam Headline berita ‘koran’ sekolah hari ini. Mereka sama sekali tidak menyangka kalau ternyata sudah hampir 6 bulan mereka menjadi murid di SJS. Waktu yang mereka lalui di SJS sama sekali tidak terasa. Sebulan terasa bagaikan sehari. Apalagi dengan kejadian baru-baru ini, dimana segala kehebohan terjadi. Waktu di sekolah seakan tidak berjalan.

“Ya Tuhan, bagaimana ini? Ujian?!!!” suara Yui melengking, stress.

“Tenanglah. Menurut kakak kelas, guru-guru akan memberi tambahan dalam minggu terakhir sebelum ujian.” Kata Heewon berusaha menenangkan Yui yang tampakanya benar-benar tertekan dengan kata Ujian.

Yuri mengangguk setuju. “Ya. Kami juga bisa membantumu belajar kalau kau mau.”

“Benarkah?” secercah cahaya harapan terpancar dari mata Yui. Heewon dan Yuri sama-sama mengangguk. “Kalau begitu kapan kita mulai?” tanyanya semangat.

“Hmm.. kurasa akhir minggu ini saja. Setiap akhir pekan mulai dari minggu ini sampai ujian kita akan belajar di rumah salah satu dari kita, bergantian.” Saran Yuri. ”

Mereka tampak berpikir sesaat. “Lalu kemana?” tanya Yui bingung. Dia sama sekali tidak tahu tempat manapun di Seoul kecuali Hyundai Department Store dan Lotte World. Kedua tempat itu sama sekali tidak bisa digunakan untuk belajar.

“Minggu ini mulai dari rumahmu saja.” Saran Yuri sambil tersenyum pada Heewon. Heewon berpikir sebentar dan mengangguk “Asal yang lain tidak tahu.” Bisiknya pada kedua temannya itu. “Akan sangat repot kalau orang lain tahu.”

Entah sejak kapan mereka bertiga menjadi sangat akrab, lebih akrab dibandingkan dengan yang lainnya. Selama kurang lebih 6 bulan ini juga, mereka sering menghabiskan akhir pekan bersama di luar sekolah, misalnya pergi belanja bersama atau ke taman bermain bersama-sama. Tapi kunjungan ke rumah, adalah yang pertama dilakukan.

“Ehm, Siwon saem….” kata-kata Yuri menggantung. Tapi siapapun bisa mengetahui apa lanjutan kalimatnya. Heewon hanya tersenyum kecil.

Selama sisa minggu itu, Yuri sama sekali tidak bisa konsen dalam pelajaran. Otaknya sibuk berpikir dan berkhayal tentang apa saja kemungkinan yang bisa didapatnya di rumah Siwon sonsaengim. Apa dia akan sering melihat siwon saem di rumah? Siapa tahu dia pergi keluar… atau apakah dia berkesempatan bicara dengan siwon saem atau mungkin dapat kesempatan lebih??? Yang jelas saking sibuknya otaknya memikirkan itu, dia sama sekali lupa tentang matematika. Kalau biasanya dia keluar dari kelas pada jam matematika, untuk hari ini, untuk pertama kalinya sejak dia menginjakkan kaki di SJS, Lee Yuri mengikuti mata pelajaran matematika. Bahkan Kyuhyun sempat terpaku di ambang pintu selama beberapa detik. Dia sempat mengira dirinya salah masuk kelas karena melihat Yuri masih duduk santai di bangkunya tanpa adanya indikasi akan keluar pada jamnya.

Tantangan waktu itu memang dimenangkan Yuri dengan nilai A. Kyuhyun terpaksa mengakui kelebihannya dan bersedia mengikuti kemauan Yuri untuk keluar pada jam pelajarannya. Tapi, satu hal yang belum diketahui Kyuhyun sampai hari ini adalah apa alasan sampai Yuri begitu membencinya. Well, benci pada pandangan pertama tanpa alasan yang jelas cukup bisa membuat seseorang terjaga sepanjang malam karena penasaran kan??

“Yuri ah, tumben kau ikut MTK.” Kata Yui dengan mata berbinar, takjub. Apakah seorang Yuri akan ‘tobat’.

Begitu mendengar pertanyaan Yui, Yuri tersadar dari lamunannya, dan mengerjap-ngerjap bingung. Matanya memandang kosong ke arah Kyuhyun selama 3 detik, begitu juga sebaliknya. Mendadak, setelah mendapat kesadarannya kembali, Yuri langsung berdiri dan bersiap-siap pergi dari kelas. Semua mata memandangnya, termasuk Kyuhyun. Tapi baru saja Yuri melangkahkan langkah pertamanya, Kyuhyun bicara padanya dengan suara yang mampu membuat setan mana saja kembali ke neraka.

“Yuri ssi, kau harus duduk di tempatmu. Ini sudah masuk jam pelajaranku dan aku tidak suka mengulur-ngulur waktu.” Kata Kyuhyun saem dilengkapi dengan evil smirknya.

Yuri bersedekap. “Kalau begitu aku akan segera keluar dari sini dan tidak akan menggnggumu mengajar, Cho Sonsaengnim.” Balas Yuri tak kalah dingin.

Senyuman di wajah Kyuhyun masih belum hilang. Dia malah tampak lebih bahagia. “Maaf saja nona Lee. Anda tidak bisa keluar dari sini sekarang.” Yuri membelalakkan matanya bingung dan kaget. “Perjanjian kita adalah kau boleh bolos pelajaranku kalau dapat A. Tapi tidak ada perjanjian tentang boleh keluar dari ruangan setelah aku masuk kelas. Untuk bagian ini, sudah menjadi hak ku sebagai guru untuk menahan murid yang ingin kabur dari kelas secara terang-terangan.”

“Apa?” Yuri tampak akan protes tapi Heewon dan Yui langsung berdiri dan menahan Yuri sebelum jam pelajaran Kyuhyun benar-benar habis dengan pertengkaran. Meski materi MTK sangat sulit dan ingin diganti, materi adu mulut tidak pernah diharapkan sebagai materi pengganti.

Mau tidak mau, Yuri duduk ditempatnya. dengan sangat terpaksa. Kyuhyun tersenyum menang. Dia memang ingin ‘mengurung’ Yuri dalam kelasnya, setidaknya sekali agar tahu bagaimana Yuri dalam pelajarannya?? Benar-benar tidak akan memperhatikannya?? Apa dia bisa mendapat petunjuk atau mungkin penjelasan kenapa Yuri begitu benci padanya?

Saking kesalnya, sampai bel berbunyi, Yuri tidak pernah mengalihkan pandangannya dari luar jendela. Dia berusaha mengabaikan Kyuhyun dan berkali-kali mengatakan pada dirinya sendiri, ‘Tidak ada dia..dia tidak ada… tidak ada dia… dia tidak ada….’ berulang-ulang dalam kepalanya layaknya mantra.

“..Nah.. jadi seperti itu caranya. Ada pertanyaan?” tidak ada satuuupun murid yang mengangkat tangan. “Kalau begitu bagi yang namanya kupanggil kerjakan soal ini di papan tulis.” Kyuhyun memberikan mereka beberapa soal latihan di papan tulis dan mulai memanggil satu per satu. Ada 5 soal yang diberikan. 1-4 soalnya biasa saja. Tapi khusus untuk yang ke lima soalnya lebih spesial. Karena itu, Kyuhyun memberikan soal itu untuk murid yang paling special. “Yuri ssi. Kerjakan soal nomor 5.”

Dengan kesal Yuri maju ke depan, mengambil kapur dan mengerjakan soalnya. Dia terdiam sesaat bagaikan patung dan Kyuhyun tersenyum mengejek. “Kalau tidak bisa silahkan berdiri di pojok.” Tawarnya tanpa mengurangi sedikitpun kesinisannya. Yuri tidak menanggapinya dan malah mulai menuliskan jawabannya, lengkap sampai ke segala detail-detailnya.

“Apa jawabanku benar, Sonsaengnim?” tanyanya, balas menyunggingkan senyuman mengejek. Senyuman Kyuhyun menghilang, digantikan topeng datar yang menjengkelkan. Yuri harus menahan dirinya untuk tidak menjulurkan lidah seperti anak TK saking senangnya dia melihat wajah Kyuhyun yang kalah seperti itu.

Seisi kelas hanya terpaku ditempat mentatap mereka berdua. Sungguh bukan contoh yang baik dari seorang guru dan murid. Seandainya ada orangtua yang melihatnya mungkin saja SJS akan ditutup karena predikat sebagai sekolah terbaik bisa dicabut.

+++

“Kenapa kau dan Kyuhyun sonsaengnim seperti itu si?? Apa hubungan kalian?” tanya Yui penasaran pada Yuri saat jam istirahat. Sebenarnya bukan hanya dia yang penasaran tapi yang pertama bertanya adalah dia.

Yuri tampak berpikir sebentar saat ditanyai seperti itu. “Entahlah.” Ujarnya sambil mengangkat bahu. Dia juga tidak tahu kenapa dia membenci Kyuhyun seperti itu. “Sepertinya aku punya dendam padanya.” Katanya yakin. Menurut Yuri itu adalah kesimpulan terbaik yang dapat ditarik oleh otaknya sebagai penyebab kebenciannya yang aneh pada guru yang malah dianggap sangat tampan oleh murid-murid lain.

Heewon dan Yui saling bertukar pandang penuh pertanyaan. “Oh ya, jumat nanti jadi kan?” Kata Yuri tiba-tiba mengalihkan pembicaan.

“Eh?? Tentu.” Heewon mengangguk meski agak bingung dengan perubahan topik yang mendadak seperti ini.

“Ini pertama kalinya aku menginap di rumah teman, bahkan selama di Mokpo pun aku tidak pernah.” Kata Yui menyambung pembicaraan. “Ibuku tidak pernah mengijinkannya. Untung sekarang sudah berbeda.” Sebuah senyuman menghiasi wajahnya. Tampak sekali dia senang bisa menginap di rumah temannya.

“Kau pulang dengan apa?? Bersama Siwon saem?” tanya Yuri lagi penuh harap.

Heewon berpikir sesaat. “Entahlah. Aku tidak tahu Oppa pulang atau tidak. Lagi pula, mobilnya kan untuk porsi 2 orang.”

Yuri mengangguk kecewa. Dia sangat ingin bisa semobil dengan Siwon saem. Memikirkan akan berkunjung ke rumahnya, bisa menginap semalam benar-benar membuatnya berbunga-bunga. “Siwon saem bisa mengajari kita tidak ya?? Private?”

Untuk itu Heewon benar-benar tidak ingin menjawab. “Lihat saja nanti.” Katanya dengan nada mengakhiri pemicaraan dan menggigit sandwichnya besar-besar.

+++

“Wah!” Yuri dan Yui berdiri di depan pintu dengan mulut ternganga. Begitu turun dari mobil yang dikirim khusus oleh orang tua Heewon untuk menjemputnya pulang, mereka langsung mematung dengan mulut menganga. Heewon menepuk bahu mereka berdua dan menarik mereka berdua masuk.

Seorang pelayan membukakan pintu dan memberi hormat pada mereka. Baru selangkah masuk ke rumah, lagi-lagi Yuri dan Yui mematung. Begitu masuk, mata mereka disajikan pemandangan sebuah ruang tamu yang lebih mirip lobi hotel. Sebuah lampu kristal besar menghiasi langit-langit. Lukisan-lukisan dan guci-guci antik menghiasi dinding dan pojokan ruangan. Mata mereka menjelajahi seluruh isi ruangan dengan mulut menganga. Rumah ini tidak bisa digambarkan. Lebih mirip istana di negeri dongeng dari pada rumah. Modelnya minimalis modern tapi ada sedikit unsur bangunan eropa abad pertengahan. Entah bagaimana semuanya bisa dipadukan. Lagi-lagi Heewon harus menarik mereka berdua.

“Tolong bawa barang mereka ke kamarku.” Perintahnya pada sang pelayan sebelum menyeret kedua temannya berlalu dari ruang tamu. Setelah melewati ruang tamu, ada sebuah ruang besar dengan sofa putih yang luar biasa nyaman ditata melingkari sebuah meja kaca. Di atas meja ada beberapa remote dengan berbagai ukuran dan warna, beberapa majalah dan sebuah vas berisi lily segar. Sebuah grand piano putih di letakkan di bagian yang lebih tinggi, dekat dengan tangga yang melingkar anggun ke lantai atas.

Saat menginjak anak tangga pertama, Yui berhenti. Matanya fokus ke arah belakang rumah. “Rumahmu dekat laut ya?” tanyanya agak bingung. Suaranya masih agak parau dengan kebingungan dan keterkejutan. Heewon dan Yuri saling bertukar pandang lebih bingung lagi mendengar pertanyaan Yui. Dekat laut?? Rumahnya kan ada di Seoul. Memangnya Seoul dekat laut??

Heewon mengikuti arah pandangannya dan melongok ke belakang. “Oh..” dia tersenyum kecil mengerti maksudnya. “Itu kolam renang.”

“Kolam renang?” suara Yui menghilang saking terkejutnya. Matanya menatap hamparan warna biru yang sangat tenang yang luas. Tapi masa kolam renang seluas itu?

“Terlihat luas karena dindingnya kaca semua. Appa bilang bisa menghemat listrik untuk lampu dan kipas. Cukup terang dan dingin kalau dibuka.” Tambah Heewon memberi keteranganm.

“Pintu?” ulang Yui bingung. Deretan kaca pada dinding belakang ruang makan sama sekali tidak tampak seperti pintu. Hanya kaca. Ada tirai-tirai sutra berwarna kalem yang terikat di kedua tepinya. Dilihat darimanapun itu lebih mirip jendela seukuran dinding. (kayak di full house de kalo bingung bayanginnya. Dinding belakang kaca semua trus bisa keluar ke belakang rumah. Cuma bayangin untuk rumah Choi dilebain dikit la… haha..). Yui mendekat ke arah deretan kaca dan mematung sesaat saat matanya melihat pemandangan aneh yang tersaji. Di taman belakang rumah memang ada sebuah kolam renang yang luas lengkap dengan kolam spa kecil di ujungnya.

“Hemat listrik?” ulang Yuri. Alisnya terangkat heran. Dia tidak mengikuti Yui melihat kolam dan taman belakang. Dia besandar di tangga bersama Heewon.

Heewon tersenyum. “Kau pasti berpikir appa pelit kan??” Yuri tampak salah tingkah tapi Heewon tertawa saja. “Pemborosan sumber daya yang tidak bisa diperbaharui adalah masalah semua orang. Itu prinsip appa. Hitung-hitung membantu mengurangi global warming. Ayo naik. Yui ah!!”

Kali ini Heewon tidak perlu menarik mereka lagi. Tampaknya mereka sudah siap dengan segala kejutan di rumah ini. Sepanjang jalan dari pintu depan sampai ke tangga, mereka selalu berpapasan dengan pelayan yang sibuk bolak-balik membawa bunga dan vas, kemoceng, kain lap atau semacamnya. Mungkin inilah sebabnya pengangguran di korea dapat ditekan. Satu rumah seperti ini saja sudah membutuhkan entah berapa pelayan.

Di puncak tangga, ada koridor dan pintu yang menyabut. Tapi dia tidak berhenti atau menuju salah satu pintu melainkan naik tangga lagi ke lantai atas. Lantai 3. Di sini hanya ada 2 pintu di setiap ujung koridor. Heewon belok ke kiri. “Masuklah.”

Kamar Heewon benar-benar tampak kosong untuk ruangan seluas itu. Ada sebuah jendela besar yang menuju ke beranda di sisi depan pintu. Di dekatnya ada sebuah tempat tidur yang diletakkan melintang di sudut dengan dua meja kecil di sisinya. Dinding di sebelah kiri dipenuhi deretan pintu lemari dan meja rias sementara sisi satunya penuh dengan rak buku. Tidak ada boneka atau hiasan seperti pada kamar gadis remaja umumnya. Di kamar ini juga hanya ada satu buah foto. Foto keluarga yang diletakkan di meja samping tempat tidur. Karpet bulu tebal diletakkan di tengah, dihadapan sebuah TV besar yang digantung di dinding.

“Tidak ada boneka?” tanya Yui sambil melihat-lihat.

“Ada di lemari.” Katanya sambil berjalan ke arah salah satu pintu lemari dan masuk ke dalamnya. Dengan keheranan Yui dan Yuri mengintip dan menemukan sebuah bilik besar, yang lebih mirip kamar dengan ukuran lebih kecil berisi pakaian dan aksesoris. Heewon mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah, kaos oblong dan celana training pendek.

“Kau mau tidur?” tanya Yuri agak keheranan.

“Begini lebih nyaman. Lagi pula di dalam rumah mau pakai baju seformal apa?” tanyanya balik, cuek. Tepat saat itu terdengar ketukan di pintu kamarnya. Heewon menjawab dari dalam ‘lemari’nya. “Kurasa itu pelayan yang mengantar barang kalian. Masuk!”

Ternyata itu memang pelayan yang mengantarkan barang-barang Yui dan Yuri. Heewon memintanya membawakan minuman dan snack sementara mereka tengkurap di atas karpet bulu tebal di tengah-tengah ruangan dengan buku berhamburan dimana-mana.

+++

Akhirnya hari ujian tiba. Sistem ujian SJS tergabung antara teori dan praktik. Untuk teori ada matematika, agama, bahasa inggis, bahasa mandarin, dan bahasa Jepang. Sedangkan sisanya adalah ujian praktik.

“Yuri ah… ada apa denganmu?” tanya Yui cemas begitu keluar dari kelas. Mereka baru saja mengikuti ujian matematika, bidang yang paling dikuasai Yuri.

“Tidak..” gumamnya sambil menggeleng. “Tidak mungkin lulus.”

“EH??” Heewon dan Yui memekik kaget. “Kenapa?”

Yuri menunduk semakin dalam. “Tadi yang mengawas…”

“Siwon saem kan?” sambung Yui, bingung. “Kenapa memangnya?”

Wajah Yuri memerah dan medadak Heewon dan Yui mengerti. Mereka berdua ikut prihatin dengan cara yang berbeda. Yui menepuk-nepuk punggung Yuri penuh simpati sementara Heewon marah-marah tidak jelas yang intinya berisi umpatan agar oppanya bertobat.

“Kurasa belajar di rumah sama sekali bukan ide bagus.” Desahnya akhirnya.

Flashback

Semua ini disebabkan kejadian kemarin pagi. Akhir pekan kemarin , Yuri dan Yui menginap lagi di rumah Heewon untuk belajar yang terakhir kalinya sebelum ujian hari senin besok. Minggu paginya, Yuri bangun duluan karena merasa haus dan air di gelasnya sudah habis, Dia turun ke bawah untuk mengambil air. Dengan mata separuh terbuka karena masih mengantuk setelah belajar sepanjang malam, Yuri menurun tangga. Tapi tepat di anak tanggan terakhir dia berhenti. Matanya berkedip beberapa kali untuk memastikan apa yang dilihatnya bukanlah khayalannya. Dia bahkan menampar wajahnya sendiri untuk memastikan ini bukan mimpi.

Bagikan mendapat hadiah natal dan pencerahan di saat bersamaan, kepalanya sampai pusing. Hampir saja dia tersungkur di tangga kalau tidak ada dua lengan kekar yang basah menangkapnya. “Hei… kau tidak apa-apa?” tanya Siwon khawatir. Kalau tidak cepat ditangkap, jkepala Yuri sudah menghantam lantai rumahnya.

Yuri mendongak, matanya terbelalak dan wajahnya merah. Darah segar mengucur dari hidungnya sebelum dia pingsan.

“OPPA!! Apa yang kau lakukan?” pekik Heewon mendadak dari atas. Dia bergegas turun. Yui mengikutinya dengan wajah tak kalah khawatir. Beberapa pelayan langsung menghampiri mereka.

“Aku tidak tahu. Tiba-tiba saja dia begini.” jelas Siwon panik.

Heewon segera meminta beberapa pelayan laki-laki membawa Yuri ke atas Yui mengikuti mereka naik dengan wajah memerah, malu. “Apa temanmu itu punya penyakit?” tanya Siwon cemas.

Heewon menghela napas. Entah apa lagi yang harus dilakukan agar oppanya bisa bertobat. “Tidak. Yuri adalah orang paling sehat yang pernah kukenal. Yang sakit itu justru…” Heewon menunjuk Siwon dengan jari telunjuknya.

Siwon tampak kebingungan. “Aku?? Kenapa?”

Heewon melambaikan tangannya dari atas ke bawah. “Lihat dirimu.” Siwon menurut. Dia menundukkan kepalanya, memandangi 10 jari kakinya, kemudian kakinya, dan badannya. “Oh…” katanya polos. Siwon baru menyadari dirinya masih mengenakan celana renang pendek tanpa handuk ataupun jubah mandi. Bahkan belum mengeringkan badannya sama sekali. Air masih menetes dari tubuhnya.

Heewon menghela napas lagi. Memang, menghargai karya Tuhan sangat penting, tapi kalau seperti ini, rasanya terlalu berlebihan. “Sudah kubilang kan, bawa handuk kalau mau berenang.” tegasnya sebelum berbalik lagi ke atas, ke kamarnya.

End of Flashback

“Kalau aku tidak lulus matematika, aku akan keluar….” Yuri terdiam sesaat. “Bukan… aku akan dikeluarkan oleh makhluk itu.”

Belum sempat kedua temannya memberi respon, bel sudah berbunyi dan mereka bergegas menuju kelas untuk ujian selanjutnya. Ujian praktiknya sangat bervariasi. Untuk olahraga ada basket dan lari. Untuk akting akan disatukan dengan musikal, mereka akan memainkan peran sesuai dengan yang di dapat dari cabut undi di ruang teater. Untuk vokal mereka akan menyanyikan lagu yang mereka ciptakan sendiri di ruang rekaman. Untuk masak, mereka akan memasak masakan yang juga diciptakan sendiri. Untuk musik, mereka akan memainkan salah satu lagu yang menjadi materi ujian.

+++

“WA??!?!!! Tuhan memang mendengarkan doa umat-nya!!!!” pekik Kyuhyun penuh semangat. Sungmin yang kebetulan lewat di depan kamarnya langsung masuk karena penasaran.

“Ada apa Kyu? Tidak biasanya kau berteriak seperti itu. Apa kau sudah tobat?”

Kyuhyun mengabaikannya dan dengan mata berbinar-binar Kyuhyun mengibarkan lembar jawaban Yuri. Wajahnya benar-benar terlihat bersemangat, “Akhirnya dia akan keluar!!!”

Sungmin mengambil lembar jawab itu dari Kyuhyun dan mengamatinya. Nilainya B. “Ada apa hyung?” tanya Kyuhyun bingung. Dia tidak mengerti dengan ekspresi Sungmin yang tersenyum, tapi bukan senyum bahagia.

“Dia sudah benar-benar berubah ya?? Biasanya nilai matematikanya kan A+.”

Kyuhyun benar-benar bingung sekarang. Dia langsung memegang kedua bahu Sungmin. “Apa maksud Hyung? Apa hyung sudah mengenalnya sebelum ini?”

Senyuman Sungmin berubah. “Kau benar-benar tidak ingat ya?” ekspresi sungmin terlihata aneh. Ada campuran simpati, prihatin dan sedih serta sedikit lega.

“Maksudmu…?” bisik kyuhyun.

Akhirnya jadi juga part ini… maaf karena terlalu lama ato terlalu pendek. Agak ga mood soalnya kemarin… banyak masalah gitu de…

Oh ya… mau tanya ni.. aq punya rencana buat bagian ujian nya… rencananya pengen kubuat side story khusus ujian. Tapi gimana?? Ada yang mau??

Trus untuk next part moga-moga cepat.. ide si uda ada. Tinggal mood aja. Mdh”an ga badmood lagi de.. haha… ^_^

Jangan lupa komen, pendapat, saran, pujian dan celaan (terserah de yang mana aja yg penting ada)!!!!

15 thoughts on “SJS [Super Junior School] ~ part 11, Unbelievable ~

  1. wkwkwk,,,,,,
    hahaha makin pnsaran aja,, emang yuri, kyu, ma umin ad hubungan ap sih????
    side story khusus ujian,,,,, hmmmmmmmm,, boleh tuh chingu…..
    pasti seru,, pas ujian.a jgn ad yg nyontek eaaaaaa

  2. ALHAMDULILLAH~ ^^
    akhirnya publish juga nih ff. Lumutan abis nunggunya ._.
    Ah iya iya, bikin side strory aja kok gak apa2 (?) aku mauuu /slapped

  3. *jingkrak2* wooaah akhirnya publish juga XD
    hmm pengen d banyakin part heewon-siwon nya deh, oh side story ujian? Boleh boleh.
    I’m waiting The Inn nya unnie XD
    fighting!

  4. Waah , akhirnya publish juga ni ff . Uda ditungguin lama .
    Side story ujian ? Boleh tuh author , aku mau banget kok .
    Ayo author , lanjutin donk . This ff is one of my fav ff .

  5. MAU!!! Bikinin dong part pas ujiannya terus lanjutannya jgn lama-lama ya aku doa’in ga badmood lagi 🙂

  6. aigoooo,,,, ada hubungan apa sebenarnya antara kyuhyun dan yuri??
    aish,,, gila ya si siwon,,, ngakunya jadi guru agama,, tapi ternyata ada hal yg belum dia tobatin,,,
    hahaha,,, ayo lanjutannya jangan lama-lama

  7. Takutnya kalo bukanqm yg lanjutin ini part kayaknya bisa kacau deh thor, soalnya yg masalah kyu n yuri itu loh… Sungmin juga tau, berarti mereka emang tau ama itu anak,,, hiiiaaahhh author lanjut ye,. Please

    • mksdnya versi kamu sendiri itu bebas…. lupaain kyu n yuri jg gpp… haha… aq juga pengen lanjut si…. hmm.. moga-moga bisa keburu de..

Leave a reply to wenteuk Cancel reply